note ini menceritakan kisah tiga insan bego yang kelam saat mereka masih kecil. pokoknya kelas 3 sd ke bawah *saya lupa detilnya*. taulah anak kecil. nggak bisa dikasih tau dikit. dan parahnya, kita kebanyakan nonton sinetron. jadilah kita korban sinetron gagal. sewaktu mau minggat, yang ada di otak, kita nyampe di Jakarta dan jadi orang sukses, banyak duit, dan terkenal. waktu itu pengennya jadi artis *ampe sekarang sih. kita malah udah nyiapin nama fanbase dan antifans*. ntar pas udah sukses, diwawancara kita bertindak baik. terima kasih buat orang tua. de el el lah. oke lah kalo begitu. langsung aja. yuk mari capcus..
dimulai dari yang paling tua. dialah Bernadetha Roslina Siringoringo yang lahir pada tanggal 11 Mei 1993. anak tertua dari 3 bersaudara.
begini ceritanya... *sori kalo salah*
pada suatu hari, seorang anak kecil bernama detha tinggal sendirian di rumah karena seluruh isi rumah *tidak termasuk perabotan dan detha* pergi nganter opungnya ke rumah sakit *betul kagak? pokoknya berobat lah. saya lupa. blas*. bernadetha yang kebanyakan nonton sinetron indonesia yang kurang berbobot ngambek. pokoknya hatinya nggak tenang gitu. dan terbersitlah ide untuk minggat selagi nggak ada orang lain di rumah. semua pakaian yang dibutuhkan dimasukkan ke dalam tas ransel yang ada rodanya *yang kaya koper itu lho* yang lagi nge-trend di kalangan anak-anak sd yang masih ingusan. semua yang dianggap penting dia bawa. dan saking pinternya si detha ini, dia bikin surat buat mamaknya. surat perpisahan itu dia selipin di bawah pintu. dan detha pun pergi meninggalkan rumahnya sambil menggeret tas ranselnya di bawah rinai hujan.
saudara-saudara detha pun pulang. dan pastinya nemuin surat itu. tiba-tiba opung si detha tertawa baca isi suratnya. segera setelah itu, mereka cari detha untuk dibawa pulang. nggak butuh waktu lama buat nemuin detha dan nyuruh dia pulang. dan dengan berat hati, detha pulang kerumahnya.
oh iya, ini isi suratnya *sori lagi kalo salah. garis besarnya doang. nggak bisa sama persis* :
mama, maafin detha kalo selama ini detha punya salah
detha nggak patuh sama perintah mama
karena itu detha pergi
detha nggak mau nyusahin mama
mama nggak usah cari detha
detha baik-baik aja
detha nginep di rumah Pika
detha nggak patuh sama perintah mama
karena itu detha pergi
detha nggak mau nyusahin mama
mama nggak usah cari detha
detha baik-baik aja
detha nginep di rumah Pika
*maaf, saya nggak yakin nama pika yang saya buat itu bener*
ada yang sadar salahnya surat itu? yep! dengan pinternya si detha mencantumkan tujuannya minggat. minggat kok bilang-bilang. jelas aja keluarganya dengan gampangnya nemuin detha. ckck. usaha kabur yang udah bagus banget itu bahkan udah sampe dia tenar udah dia buat gagal total gara-gara surat dodol di atas. persiapan udah mateng banget, suasanya juga bagus pas ujan-ujan gitu. yah, namanya takdir ya, detha tidak diizinkan yang Maha Kuasa untuk minggat melalui surat dodol itu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
selanjutnya, cerita dari yang tertua kedua, dialah Amalia Reza Setyawati. salah satu anggota dari keluarga besar Labay yang dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1993.
begini ceritanya... *sama aja saya nggak yakin ini benar sepenuhnya*
saya lupa awal kejadiannya seperti apa, pokoknya si amel ini nggambek sama ayahnya. dan karena si otak masih stupid, muncullah ide untuk kabur dari rumah dengan alasan sudah nggak tahan atas perlakuan orang tua. sama seperti detha, si amel ini masukin baju-bajunya ke dalam tasnya *kali ini nggak ada rodanya, saya rasa* dan dia bawa. ini juga parah. si amel minggat DENGAN SEPENGETAHUAN ORANG TUANYA! minggat apaan coba?! dan lebih parah lagi, tujuan minggatnya adalah : tembok samping rumah. ini lah minggat versi amel kecil. tegak di samping rumah. ngeliat ayam-ayamnya kulur kilir gajelas. ngeliat ayahnya yang sok nggak menyadari keberadaan anaknya yang edan lagi tegak di tembok, ngurus tu ayam-ayam genit. walopun begitu, si amel dengan teguhnya tetap berdiri di samping rumah.
dah waktu terus berlalu. tibalah senja di hari itu. hari itu salah satu pengalaman amel yang paling berkesan. itu hari dia MINGGAT! melihat hari sudah sore dan matahari mulai terbenam, dan amel sudah merasa lelah, terbersitlah keinginan untuk pulang.
amel pov--ah, sudah sore. gimana ya? pulang ah--end
dan kembali lah amel ke rumah dengan wajah innocent setelah minggat dari rumah. itulah pengalaman amel minggat.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
dan yang terakhir, cerita minggat yang nggak jadi dari Aldila Putri Nurul Imani, anak pak SPY alias Pak Pri dan bunda Lela yang lahir pada tanggal 13 Juni 1994. *itulah saya*.
begini ceritanya...
waktu itu, saya kelas 3 sd. saya sudah muak dengan kehidupan saya yang begitu-begitu saja. dan penuh dengan omelah ortu yang bikin telinga rasanya pengen dipanggang aja. dan pada suatu malem jum'at, terlintaslah ide untuk kabur dari rumah malam itu juga setelah sebelum-sebelumnya ide itu sempat muncul. hari itu saya berniat merealisasikan rencana yang sudah saya buat dengan alasan kekerasan dalam rumah tangga. ya ntah saya yang bandel, ato ortu yang lagi banyak pikiran terus muak ngeliat muka saya yang tengil, ato emang ortu yang nggak bisa sabar, saya sering dicubit, diomelin, dan dipukul, dulu *jangan dilaporin, ini cuma cara ortu saya mendidik saya. sekarang saya sudah tidak keberatan kalo dulu ortu suka nyubit saya*. saya cuma bisa nangis dan berniat kabur. sama seperti detha, saya sudah buat rencana sampai bagaimana saya sukses kelak.
dan malam itu, waktu yang cocok, ibu saya sedang mandi. ya, malem-malem beliau mandi gara-gara sebelumnya nyuci baju-baju asem yang udah segunung.
segera saja, saya ambil tas dan mengisi beberapa baju yang menurut saya penting dibawa ke dalam tas, dan uang sisa THR lebaran kemaren yang masih sekitar 300 ribu juga saya masukkan ke dalam tas. saya masih ingat, tas yang saya pakai tas berwarna biru dengan gambar beruang dengan hanya satu kantong dalam tas itu, baju berwarna kuning pucat bergambar Winnie The Pooh, dan jaket berbahan jeans. ada keinginan juga untuk menulis surat, tapi ntar keburu ketahuan. jadi saya langsung pergi. keluar rumah, dan AMAN! DI LUAR RUMAH SEPI, NGGAK ADA ORANG DI SEKITAR.
saya sudah sangat lega saat keluar rumah. tinggal ke luar pagar. dan baru tiga langkah keluar pagar, tiba-tiba.. "Nurul (panggilan saya di rumah.red)! mamanya mana? pengajian nggak?" OMG! tetangga saya yang rumahnya beda sekitar 6 rumah melihat saya! tidak! saya tidak bisa berkutik, kalau saya lanjut, pasti ketahuan kalau saya mau minggat. dan akhirnya saya putuskan untuk kembali sekedar bertanya kepada ibu saya apakah dia pengajian, lalu pergi. harapan sang ibu masih mandi, dia sudah selesai. apes bener dah! mau nggak mau, saya lepas tas saat beliau tidak melihat saya. beliau tidak curiga sama sekali. lalu dia pergi pengajian. saya mau kabur lagi, tapi apa daya, sudah males.
masih sering terlintas di benak setelah kejadian itu untuk kabur tengah malem, sayangnya nggak pernah terbangun. tapi sekarang nggak. karena mudah-mudahan saya diterima di UI *tes aja belom*. ini kan lebih enak dari kabur. jauh dari ortu, tapi duit tetep ada yang supply *anak sialan!*. pokoknya saya nggak punya niat lagi sekarang.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
ya, itu saja yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman usaha minggat the martabak edan. semoga menghibur dan bisa menjadi pelajaran bagi anda sekalian agar tidak mencoba minggat. selesaikan masalah dengan baik. dan jangan ada minggat-minggatan. setidaknya, minggatlah dengan meninggalkan surat yang mencantumkan tujuan minggat.
sekian. terima kasih.
note : untuk detha dan amel, kalo ada yang salah, tolong dikasih tau supaya bisa diedit. gomawo!
ada yang sadar salahnya surat itu? yep! dengan pinternya si detha mencantumkan tujuannya minggat. minggat kok bilang-bilang. jelas aja keluarganya dengan gampangnya nemuin detha. ckck. usaha kabur yang udah bagus banget itu bahkan udah sampe dia tenar udah dia buat gagal total gara-gara surat dodol di atas. persiapan udah mateng banget, suasanya juga bagus pas ujan-ujan gitu. yah, namanya takdir ya, detha tidak diizinkan yang Maha Kuasa untuk minggat melalui surat dodol itu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
selanjutnya, cerita dari yang tertua kedua, dialah Amalia Reza Setyawati. salah satu anggota dari keluarga besar Labay yang dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1993.
begini ceritanya... *sama aja saya nggak yakin ini benar sepenuhnya*
saya lupa awal kejadiannya seperti apa, pokoknya si amel ini nggambek sama ayahnya. dan karena si otak masih stupid, muncullah ide untuk kabur dari rumah dengan alasan sudah nggak tahan atas perlakuan orang tua. sama seperti detha, si amel ini masukin baju-bajunya ke dalam tasnya *kali ini nggak ada rodanya, saya rasa* dan dia bawa. ini juga parah. si amel minggat DENGAN SEPENGETAHUAN ORANG TUANYA! minggat apaan coba?! dan lebih parah lagi, tujuan minggatnya adalah : tembok samping rumah. ini lah minggat versi amel kecil. tegak di samping rumah. ngeliat ayam-ayamnya kulur kilir gajelas. ngeliat ayahnya yang sok nggak menyadari keberadaan anaknya yang edan lagi tegak di tembok, ngurus tu ayam-ayam genit. walopun begitu, si amel dengan teguhnya tetap berdiri di samping rumah.
dah waktu terus berlalu. tibalah senja di hari itu. hari itu salah satu pengalaman amel yang paling berkesan. itu hari dia MINGGAT! melihat hari sudah sore dan matahari mulai terbenam, dan amel sudah merasa lelah, terbersitlah keinginan untuk pulang.
amel pov--ah, sudah sore. gimana ya? pulang ah--end
dan kembali lah amel ke rumah dengan wajah innocent setelah minggat dari rumah. itulah pengalaman amel minggat.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
dan yang terakhir, cerita minggat yang nggak jadi dari Aldila Putri Nurul Imani, anak pak SPY alias Pak Pri dan bunda Lela yang lahir pada tanggal 13 Juni 1994. *itulah saya*.
begini ceritanya...
waktu itu, saya kelas 3 sd. saya sudah muak dengan kehidupan saya yang begitu-begitu saja. dan penuh dengan omelah ortu yang bikin telinga rasanya pengen dipanggang aja. dan pada suatu malem jum'at, terlintaslah ide untuk kabur dari rumah malam itu juga setelah sebelum-sebelumnya ide itu sempat muncul. hari itu saya berniat merealisasikan rencana yang sudah saya buat dengan alasan kekerasan dalam rumah tangga. ya ntah saya yang bandel, ato ortu yang lagi banyak pikiran terus muak ngeliat muka saya yang tengil, ato emang ortu yang nggak bisa sabar, saya sering dicubit, diomelin, dan dipukul, dulu *jangan dilaporin, ini cuma cara ortu saya mendidik saya. sekarang saya sudah tidak keberatan kalo dulu ortu suka nyubit saya*. saya cuma bisa nangis dan berniat kabur. sama seperti detha, saya sudah buat rencana sampai bagaimana saya sukses kelak.
dan malam itu, waktu yang cocok, ibu saya sedang mandi. ya, malem-malem beliau mandi gara-gara sebelumnya nyuci baju-baju asem yang udah segunung.
segera saja, saya ambil tas dan mengisi beberapa baju yang menurut saya penting dibawa ke dalam tas, dan uang sisa THR lebaran kemaren yang masih sekitar 300 ribu juga saya masukkan ke dalam tas. saya masih ingat, tas yang saya pakai tas berwarna biru dengan gambar beruang dengan hanya satu kantong dalam tas itu, baju berwarna kuning pucat bergambar Winnie The Pooh, dan jaket berbahan jeans. ada keinginan juga untuk menulis surat, tapi ntar keburu ketahuan. jadi saya langsung pergi. keluar rumah, dan AMAN! DI LUAR RUMAH SEPI, NGGAK ADA ORANG DI SEKITAR.
saya sudah sangat lega saat keluar rumah. tinggal ke luar pagar. dan baru tiga langkah keluar pagar, tiba-tiba.. "Nurul (panggilan saya di rumah.red)! mamanya mana? pengajian nggak?" OMG! tetangga saya yang rumahnya beda sekitar 6 rumah melihat saya! tidak! saya tidak bisa berkutik, kalau saya lanjut, pasti ketahuan kalau saya mau minggat. dan akhirnya saya putuskan untuk kembali sekedar bertanya kepada ibu saya apakah dia pengajian, lalu pergi. harapan sang ibu masih mandi, dia sudah selesai. apes bener dah! mau nggak mau, saya lepas tas saat beliau tidak melihat saya. beliau tidak curiga sama sekali. lalu dia pergi pengajian. saya mau kabur lagi, tapi apa daya, sudah males.
masih sering terlintas di benak setelah kejadian itu untuk kabur tengah malem, sayangnya nggak pernah terbangun. tapi sekarang nggak. karena mudah-mudahan saya diterima di UI *tes aja belom*. ini kan lebih enak dari kabur. jauh dari ortu, tapi duit tetep ada yang supply *anak sialan!*. pokoknya saya nggak punya niat lagi sekarang.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
ya, itu saja yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman usaha minggat the martabak edan. semoga menghibur dan bisa menjadi pelajaran bagi anda sekalian agar tidak mencoba minggat. selesaikan masalah dengan baik. dan jangan ada minggat-minggatan. setidaknya, minggatlah dengan meninggalkan surat yang mencantumkan tujuan minggat.
sekian. terima kasih.
note : untuk detha dan amel, kalo ada yang salah, tolong dikasih tau supaya bisa diedit. gomawo!